Sabtu, 20 Juli 2013

Kerja Dalam Islam


K
ewajiban Bekerja
Budaya hedonis yang terjadi pada kaum muslimin telah menemui titik nadir, di mana banyak kaum muslimin yang hidupnya berorientasi hanya kenikmatan dunia,  ia mengandalkan hidup bukan dari hasil  kerja keras. Tetapi bagaimana tanpa peluh, kerja keras, dan usaha  bisa dapat uang banyak.Ini yang keliru, padahal Islam jelas meminta ummatnya untuk bekerja keras. Apresiasi Islam terhadap kerja dan karya juga dapat ditangkap dari anjuran Rasulullah saw untuk beramal meskipun pada saat saat terakhir kehidupan seseorang  atau bahkan sesaat sebelum berakhirnya kehidupan di dunia yang fana ini, sebagaimana mana sabdanya tadi.


‘Anas bin Malik berkata, Rasulullah SAW. bersabda: "Jika tiba hari kiamat sedang pada tangan dari kalian ada bibit pohon kurma maka tanamlah".(Musnad Ahmad, Bab Musnad Anas bin Malik ra. no. 12435)
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman dalam Q.S. At-Taubah/9: 105:
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan".
Amal shalih adalah seluruh aktivitas hidup manusia yang dilandasi  niat karena Allah (ikhlash) dalam rangka mencapai keridhaan-Nya yang dilaksanakan sesuai dengan aturan-aturan Allah. Maka  Sikap penyerahan diri tanpa berusaha dan bekerja inilah sikap fatalisme, Mahmoud Hamdi Zaqzouq dalam bukunya Haqa’iq Islamiyyah fi Muwajahat at Tasykik  menyatakan; “ Sikap Fatalisme adalah bentuk sikap mental yang lahir dari pengabaian atas hukum sebab akibat (kausalitas) dan keengganan berusaha dan bekerja sambil berangan-angan Allah akan melakukan apa yang dikehendaki-Nya”.
Jelas Islam menolak sikap ini. Kehidupan manusia  yang  diyakini mampu, membuat  al-Quran banyak menjelaskan bahwa Islam adalah agama “kerja” yang mendorong ummatnya untuk bekerja. Bekerja adalah keniscayaan hidup bahkan termasuk ibadah. Tanpa bekerja, kehidupan akan berhenti. Ketika telah selesai suatu pekerjaan maka teruslah beralih ke pekerjaan berikutnya   (Q.S. Al-Insyirah/94: 7-8).
S. Waqar Ahmed H. (ahli sosiologi hukum Islam Mesir) berpendapat “istilah dalam al-Quran, mencari nafkah (kasab), balas jasa (jaza’) dan gaji atau imbalan (ajr), dapat disimpulkan bahwa kerja seseorang, baik kerja kasar maupun intelektual, adalah cara yang utama untuk memperoleh pendapatan – dan manusia tidak akan mendapatkan sesuatupun juga kecuali yang diusahakannya (Q.S. An-Najm/53: 39). Manusia disuruh ‘mencari karunia Tuhanmu’ bahkan sewaktu menunaikan ibadah haji dan pada hari Jumat tetapi dengan batasan larangan bekerja ketika shalat. Juga etika jerih payah individu ini melarang segala macam mengemis”. (Sistem Pembinaan Masyarakat Islam: 1983).
Begitupun sikap Rasulullah saw ketika ditawari oleh kaum Anshar untuk membagi kebun kurma mereka kepada para shahabat Muhajirin, beliau menjawab ‘tidak perlu’ cukuplah kalian memberikan bahan makanan pokok saja, dan kami bisa bergabung dengan kalian dalam memanen buahnya. (Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, hal. 250).  Beliau juga menumbuhkan hidup kerja keras/berusaha kepada para shahabat, sehingga para shahabat terbiasa bekerja, ini tampak ketika kaum muslimin diperintahkan hijrah ke Madinah:
Al-Bukhari meriwayatkan, ketika Muhajirin tiba di Madinah, maka Rasulullah saw mempersaudarakan antara Abdurrahman bin ‘Auf dengan Sa’d bin ar Rabi’.  Sa’d berkata kepada Abdurrahman,” Sesungguhnya aku adalah orang yang paling banyak hartanya di kalangan  Anshar. Ambillah separuh hartaku itu menjadi dua. Aku juga mempunyai dua istri. Maka lihatlah mana yang engkau pilih, agar aku bisa menceraikannya. Jika masa iddahnya sudah habis maka nikahilah ia”.
Abdurrahman berkata,” Semoga Allah memberkahimu dalam keluarga dan hartamu. Lebih baik tunjukkan saja mana pasar kalian?
Maka orang-orang menunjukkan pasar Bani Qainuqa’. Tidak lama Abdurrahman  berdagang. Suatu hari dia datang dan agak pucat.
Rasulullah bertanya; bagaimana keadaanmu?. “aku sudah menikah” jawabnya. Berapa banyak mas kawin yang engkau serahkan kepada istrimu? Dia menjawab: beberapa keping emas.( Shahih Bukhary, Bab Ikha’un Nabiy Baina alMuhajirin wal Anshar, 1/553).
Sikap Abdurrahman bin Auf yang tidak mau menerima begitu saja pemberian dari Sa’d bin ar-Rabi’ menunjukkan akan keharusan bagi seorang muslim ketika masih mempunyai kekuatan akal dan fisik, maka haruslah bekerja/berusaha  tidak layak  mengandalkan dari pemberian orang lain apalagi mengemis.
Keutamaan Bekerja Keras
Perintah Allah ‘Azza wa Jalla  agar hambanya bekerja, menjadikan hamba tersebut mulia baik di hadapan manusia bahkan dihadapan Allah. Keberuntungan akan diraih oleh hamba yang bekerja keras, begitu pula keberkahan dan kebahagiaan. Walaupun secara kasat mata menghasilkan nafkah sedikit tetapi yang dipandang Allah adalah sejauh mana hamba itu bekerja.
Firman Allah ‘Azza wa Jalla dalam Q.S. Al-Jum’ah/62: 10:
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.
Kakeknya Rafi' bin Khadij dia berkata, "Dikatakan (oleh seseorang), "Wahai Rasulullah, mata pencaharian apakah yang paling baik?". Beliau menjawab: "Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang baik."( Musnad Ahmad, no.16628)

Nashihat terakhir bagi hamba yang rajin bekerja akan diberikannya jaminan dari Allah dengan kemudahan mendapatkan rezeki, tanpa ragu-ragu kita harus meyakini ini. Sebagaimana perkataan Umar ibn al Khattab; aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda: "Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebaik baiknya, niscaya kalian akan diberi rezeki, sebagaimana seekor burung diberi rezeki, tidakkah kalian melihat bahwa dia terbang di pagi hari dalam keadaan perut kosong dan kembali dalam keadaan kenyang." (Tirmizi, Bab fi Tawakkal ‘ala Allah, no.2266)

Adapun bentuk tawakkal, adalah berupa gerak dan usaha seorang hamba ketika bekerja dalam menggapai tujuan-tujuannya.
sumber : dewan dakwah

<script id="ilc_connect" src="http://www.linkcollider.com/js/lc_connect.min.js#ref=56024#widget=autosurf"></script>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar